Selasa, 25 Oktober 2016

Goresan Rima Tak Bermakna Bila Tidak Pada Tempatnya

ketika rima tergores oleh pena tinta hitam diatas kertas
membentuk bait kiasan dalam hati
kalimatnya tersusun rapi seperti pelangi
kata katanya terlihat lembut seperti awan
isinya terlihat terang seperti matahari
_tapi itu hanyalah tipuan
_semua kata-katanya memang terlihat indah
_tapi kau sampaikan ke yang bukan halal bagimu
_kau sampaikan kesemua lawan jenismu
tanpa kau sadari kau membuat dia terluka
karena kata-katamu hanyalah dusta
kenapa?
mengapa?
bagaimana?
_kenapa kau tak berfikir kalau hati itu rentan.
_mengapa kau sampaikan janji tapi kau berpaling.
_bagaaimana kau datang langsung menghilang
kata-kata itu cuci
karena setiap kata punya arti
setiap kata punya etika
setiap kata punya makna
_jangan pernah permainkan kata-kata itu
_karena kata-kata itulah yang akan menjatuhkanmu
ah.... apalah..
ah.... sudahlah...
ah... lupakanlah....
_kata yang telah tergores indah
_goresan kata yang indah itu hanya untuk yang Maha Tinggi
_yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana
karena kata-kata adalah doa
maka berkatalah dengan baik
karena kata bukan permainan

Jumat, 21 Oktober 2016

Kain Nan Putih Baju Terakhir Kita

ketika kain putih telah dibuat
menunggu ukuran pemiliknya
tapi apa kata
pemilik kain terlena kain lain
-terlena warna-warni warnanya nan indah
-terpaku kelap-kelih hiasannya
-terpaku hiasan dunia
-hingga lupa siapa jati dirinya
tak sadarkah kita
baju indah nan mahal itu tiada harga
jika kita sandingkan dengan kain nan putih
baju yang akan membungkus kita mengghadap yang Maha Tinggi
-masih angkuhkah kita
-masih terlenakah kita
-sekarang kita masih bernafas dan melihat dunia
-tapi apa daya lagi esok atau lusa
entah kapan?
entah dimana?
yang pasti kontrak nyawa telah terkontrak
tertulis jelas dibuku yang terpelihara
-ketika kain nan putih siap diantar
-bukalah mata kita!
-sudah siapkah kita?
-memakai kain nan putih itu
siap tak siap
kita pasti memakainya
-bercerminlah
-lihatlah kain nan putih itu
-sudah terlipat rapi diatas kasur
-siap kita pakai bertemu sang Ilahi
apakah kita masih angkuh?
tanyakanlah pada hati kita sendiri
maka kita tau jawabannya
-tutup mata kita
-lihatlah hati kita
-siapakah kita sebenarnya
-pantaskah kita sombong pada Nya
ketika kain nan putih sudah kita pakai
maka perhitunganlah yang jadi jawabannya.